Aktivis Gerakan Mahasiswa 1998, Haris Rusly Moti, menilai bahwa dalam 100 hari pertama pemerintahannya, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming menunjukkan komitmen kuat terhadap rakyat melalui berbagai kebijakan yang diambil. Haris mengumpamakan keseriusan Prabowo-Gibran sebagai “uang muka tanda jadi”, menunjukkan langkah nyata dalam memenuhi janji-janji kepada masyarakat meskipun tantangan yang dihadapi cukup berat.
Istilah “Prabowo care” digunakan Haris untuk menggambarkan kebijakan populis yang dirasakan langsung oleh rakyat. Adanya kebijakan seperti kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5 persen pada tahun 2025 yang disambut positif oleh pekerja, serta penyesuaian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk barang mewah yang menunjukkan keberanian pemerintah dalam mengambil resiko demi melindungi rakyat.
Selain itu, pemerintah juga menawarkan kebijakan pengurangan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), menaikkan harga jual gabah, dan membatasi impor beberapa komoditas sebagai upaya untuk melindungi produksi dalam negeri. Kebijakan ini diperkuat dengan stimulus ekonomi senilai Rp 38,6 triliun dan program Makan Bergizi Gratis, yang bertujuan menciptakan generasi emas tahun 2045.
Haris menekankan bahwa Prabowo care adalah bukti nyata bahwa keberpihakan kepada rakyat dapat diwujudkan, meskipun dengan tantangan waktu yang terbatas. Ia berharap semua pihak dalam pemerintahan bisa mengikuti ritme kepemimpinan Prabowo dengan baik, termasuk dalam menyampaikan kebijakan yang matang kepada publik.