Banjir yang melanda Desa Jombok, Kesamben, Jombang, Jawa Timur, telah berlangsung tanpa henti selama lima hari, memaksa 70 warga untuk bertahan di pengungsian. Meluapnya Avur Watudakon menggenangi area pemukiman di Dusun Beluk dan Kedondong, dengan ketinggian air di Dusun Beluk mencapai setinggi dada orang dewasa hingga 160 cm, sedangkan di Dusun Kedondong antara 20-70 cm.
Menurut M Zainudin, penanggungjawab posko di Dusun Beluk, banjir telah mempengaruhi 1.200 penduduk setempat. Sebagian warga memilih bertahan di rumah atau mencari perlindungan sementara di rumah sanak saudara, sementara ada 79 orang lainnya yang sudah tiga hari terakhir ini mengungsi. Di balai desa Jombok sendiri, 70 pengungsi termasuk lansia, balita, anak-anak, dan ibu hamil sedang berlindung. Penambahan fasilitas posko dilakukan di balai dusun seiring dengan bertambahnya sembilan pengungsi baru.
Kondisi banjir yang mencapai ketinggian 160 cm memaksa pihak berwenang untuk berkoordinasi dengan PLN guna mematikan aliran listrik di Dusun Beluk demi mencegah bahaya korsleting listrik. “Kami berupaya memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi, seperti kebutuhan makanan, minuman, dan layanan kesehatan,” ungkap Zainudin kepada wartawan.